Halooo semuaaa, menjelang THR #modyarhood kembali lagi, uhuy! #apahubungannyasis?
Copy paste dulu lagi ya, siapa tau ada pembaca baru atau ada yang belum ngeh. #ModyarHood adalah program kecil-kecilan saya bersama Mamamolilo (a.k.a Okke Sepatumerah) dengan semangat ‘Walau kadang bikin mau modyar tapi tetap yahud’. #ModyarHood menginisiasi sebuah topik setiap bulannya seputar motherhood yang kemudian akan dijadikan blogpost oleh kami berdua. Diharapkan para buibuk lainnya bisa ikutan menulis blogpost dengan topik tersebut. Tujuannya untuk menampilkan lebih banyak sudut pandang tentang motherhood itu sendiri sehingga kita bisa lebih arif dalam menyikapi perbedaan.
Topik-topik kami sebelumnya adalah:
- Desember 2017 – Seputar buku parenting
- Januari 2018 – GTM alias Gerakan Tutup Mulut
- Februari 2018 – Nge-Date Setelah Punya Anak
- Maret 2018 – Pembagian tugas domestik suami dan istri dalam rumah tangga
- April 2018 – Momen ibu-anak apa yang dikangenin
Nah, apa sih topik bulan ini? Kali ini edisinya special karena selain menyambut Lebaran, Modyarhood juga berkolaborasi dengan film anak ‘Kulari Ke Pantai’, produksi Miles Films. Film anak yang akan tayang 28 Juni 2018 ini bercerita tentang liburan road trip dari Jakarta ke Banyuwangi yang melibatkan Sam (Maisha Kanna) dan Happy (Lil’li Latisha), dua karakter sepupuan yang beda banget karakternya.
Oleh karena itu, topik #modyarhood bulan ini adalah: Konflik anak di keluarga besar khususnya sama sepupu. Seperti biasa kami akan mengajak buibuk untuk ikutan curhat atau cerita-cerita nostalgia di blog masing-masing soal topik ini. Ada 4 hadiah untuk 4 blog posts terpilih dengan tagar #Modyarhood. Nah, baca terus sampai akhir ya untuk tau apakah hadiah-hadiahnya dan bagaimana cara ikutannya :D
Keluarga besar zaman dulu VS zaman sekarang
Walaupun saya hanya 2 bersaudara, namun kalau di keluarga besar, sepupu saya ada banyak banget. Terutama dari keluarga Ayah saya yang 11 bersaudara, kami bersepupu bisa sampai bikin kabaret kalau kumpul! Kabaret +acara unjuk bakat bahkan! Hahaha. Sampai detik ini saya masih terkenang masa-masa mudik ke Payakumbuh dan seru-seruan bareng para sepupu.
Kami yang ada di pulau Jawa sekarang masih terbilang rutin kumpul, namun terakhir kali ikut pulang basamo adalah tahun 2010! Waktu itu saya dan keluarga road trip dari Jakarta sampai Payakumbuh, plus sempat #KulariKePantai juga bareng beberapa sepupu. Duh, kangen deh~
Harus diakui kalau keluarga besar zaman sekarang beda banget yaaa… Misalnya Antariksa, baru punya sepupu 3 orang dari pihak suami saya. Boro-boro bikin kabaret, lomba bakiak aja masih kurang orangnya :’))) Selain itu, sepupuan zaman sekarang sepertinya lebih jarang main bareng kecuali kalau rumahnya deketan. Ya nggak sih? Ya kan? Ya dong. (LAH KOK MAKSA?)
Peran orang tua dalam mendekatkan anak ke keluarga besar & menyelesaikan konflik
Berhubung anak saya bahkan belum cukup usia untuk berkonflik sama sepupu, saya mau nostalgia dan berbagi pengalaman saya saja.
Saya pernah menulis di sini bahwa sebagai seorang introvert, dulu saya kerap merasa saya adalah orang yang nggak pintar bergaul. Saya lebih suka baca buku atau main game saat kumpul keluarga besar. Mungkin kalau ini terjadi zaman sekarang akan dianggap biasa, ya? Kumpul keluarga tapi pada asyik main ponsel sendiri-sendiri. #beentheredonethat
Saya ingat sekali kalau Bunda lah yang ‘mendekatkan’ saya dengan sepupu-sepupu saya, apalagi saat mudik ke Sumatera Barat. Caranya? Saya disuruh / semi dipaksa ikutan acara cuci piring bareng! Hahahahaha… Namun cara ini berhasil karena saya jadi merasa ‘anggota geng sepupu’, dan lebih berani ngobrol. Nggak hanya cuci piring bareng, Bunda saya juga menyuruh saya untuk ikutan segala kerjaan gotong royong persepupuan.
Konflik? Seingat saya nggak pernah ada sih. Mungkin karena nggak ada yang sepantaran banget, jadi pilihan saya cuma diayomi atau mengayomi.
Namun kalau saya boleh saya simpulkan, peran orang tua dalam merekatkan hubungan persepupuan sangat besar. Bahwa kalau masih keluarga ya kita harus ada usaha untuk mendekatkan diri dan saling mendekatkan.
Saya sendiri nggak yakin bisa mengambil peran untuk merekatkan hubungan persepupuan generasi anak saya kelak. Lah sekarang saja silaturahmi dirasa cukup lewat group chat :’))) Belum lagi di group chat malah lebih rawan konflik dan bete-betean, mulai dari hal kecil seperti tersinggung oleh meme tertentu sampai debat kusir soal pilpres. Namun ya itu tadi, menurut saya yang namanya menyambung tali silaturahmi ya harus ada usaha. Kalau ada pihak-pihak yang berkonflik ya harus dibantu ‘bikin adem’. Bagaimanapun juga kan ‘blood is thicker than water’ :D
Yaahh, walau sebetulnya konflik adalah sebuah jalan untuk saling mengenal lebih dekat. Seperti di film ‘Kulari ke Pantai’ ini:
Kalau menurut ibu-ibu gimana? Mau ikutan nostalgia? Curhat? Berbagi tips dan trik menyelesaikan masalah dalam hubungan persepupuan?
Yuk ikutan curhat di blog karena Modyarhood kali ini mau bagi-bagi undangan nonton premiere atau special screening dan voucher belanja untuk pemenang senilai @ IDR 250.000 untuk 4 ibu-ibu yang curhatannya terpilih. (Masing-masing pemenang akan mendapat 3 undangan!)
Gimana caranya?
Sama seperti #Modyarhood sebelum-sebelumnya:
- Tulis blog post dengan tema ini di blog buibuk dan sertakan link/embed salah satu video dari film ‘Kulari Ke Pantai’ yang bisa dipilih dari channel YouTubenya Miles Films.
- Posting foto yang ngasih URL postingan buibuk dan tag/mention kami di Instagram. Jangan lupa beri tagar #Modyarhood
- Tinggalkan komen dengan tautan ke posting buibuk di blog saya dan Mamamolilo
- Deadlinenya tanggal 11 Juni 2018 yaaa!
Yuuukk ikutan!
Dengarlaaahh, pantai memanggilmuuu~
Leave a Reply