Ya ampun, ternyata sudah waktunya #Modyarhood lagi :’) Jujur nih, saya selalu merencanakan untuk nulis 2x seminggu di sini, namun belakangan ada saja hal-hal lain yang ingin saya buat. #banyakmaunya Well, untungnya untuk #Modyarhood ini saya ada rekan untuk saling mengingatkan dan menyemangati, ya walaupun sebenernya sih dua-duanya riweuh dan sama-sama panik tiap saling nanya “Apa kabar Modyarhood?” hahahah.
Copy paste dulu lagi deh ya, siapa tau ada pembaca baru atau ada yang belum ngeh. #ModyarHood adalah program kecil-kecilan saya bersama Mamamolilo (a.k.a Okke Sepatumerah) dengan semangat ‘Walau kadang bikin mau modyar tapi tetap yahud’. #ModyarHood menginisiasi sebuah topik setiap bulannya seputar motherhood yang kemudian akan dijadikan blogpost oleh kami berdua. Diharapkan para buibuk lainnya bisa ikutan menulis blogpost dengan topik tersebut. Tujuannya untuk menampilkan lebih banyak sudut pandang tentang motherhood itu sendiri sehingga kita bisa lebih arif dalam menyikapi perbedaan.
Topik-topik kami sebelumnya adalah:
- Desember 2017 – Seputar buku parenting
- Januari 2018 – GTM alias Gerakan Tutup Mulut
- Februari 2018 – Nge-Date Setelah Punya Anak
- Maret 2018 – Pembagian tugas domestik suami dan istri dalam rumah tangga
- April 2018 – Momen ibu-anak apa yang dikangenin
- Mei Juni 2018 – Konflik Anak di Keluarga Besar
- Agustus 2018 – Suka Duka Mainan Anak
Nah, topik kali ini adalah soal: Gaya penampilan sebelum dan sesudah jadi ibu. Topik ini kebetulan sesuai banget sama hadiah-hadiah dari sponsor tunggal bulan ini, Minimons by Dindajou! Seperti apa saja hadiahnya dan bagaimana mendapatkannya? Baca sampai akhir yaaa :3
Apakah Jadi Ibu Mengubah Style Kita?
Entah ini cuma saya atau memang nyata adanya, rasanya status ‘punya anak’ memiliki asosiasi dengan gaya tertentu. Misalnya kata ’emak-emak’ akan membuat saya membayangkan daster dan roll rambut, atau kata-kata ‘tante-tante’ langsung memunculkan gambaran riasan wajah paripurna di benak saya. Trust me, I’m not proud of myself stereotyping, karena saya sering mikir-mikir lagi, “APA HUBUNGANNYA WOY?” Hahahaha. Lah, saya saja sudah hobi pakai daster sejak kuliah.
Sebelum menikah saya juga selalu mikir, “Kayanya mah nanti kalau sudah jadi ibu-ibu saya bakal tetap effortless.”
Ternyata nggak meleset. Saya pikir bakal ‘effortless’, ternyata ya cuma ‘effort less (and even less)’ :’))))))))
Yup, berbeda dengan Mbak Okke yang sejak belum menikah pun sudah jago dandan sampai punya blog khusus dandan yaitu looxperiment, saya justru baru belajar dandan setelah menikah :’) Ya maklum, Sisters, kuliah di jurusan cowok. Habis itu kerja jadi geologist yang mana kalau kita pakai baju rapi sedikit suka dituduh mau interview di perusahaan lain, HAHAHAHA. Kacau emang.

Sekarang kalau saya pakai make up pun yang ‘basic’ banget loh ya :’) Mungkin dandannya saya itu ya no-make up look-nya ibu-ibu lain, hahaha. Namun ya lumayan lah ada kemajuan, walaupun warna paletnya ya cokelat muda ke tua aja :p Kalau dipikir-pikir lagi, peningkatan skill ini pun nggak berhubungan langsung sama motherhood. Saya merasa tuntutan belajar dandan datang karena pekerjaan, misalnya datang ke event atau jadi pembicara ya harus ‘rapi’ dikit lah mukanya.
Nah, kalau soal pakaian gimana?
Nggak berubah banyak juga tuh. Waktu kuliah dulu saya lumayan sering thrift shopping ke Gede Bage buat cari pakaian-pakaian yang lucu buat mix and match, tapi setelah lulus kuliah juga sudah nggak sempat lagi. Sampai sekarang pun pakaian saya tone-nya itu-itu saja, hitam, abu-abu, navy, tambah cokelat dan marun lah. Kenapa? A) Menghemat waktu dan space di koper untuk mix and match, B) Bikin kelihatan lebih langsing dikit :’)))
Jadiiii, kalau menurut saya sih, menjadi ibu nggak selalu mengubah ‘style’ kita. Kalau memang sejak awal sudah stylish, ya akan tetap stylish. Kalau sejak awal memang effortless ya mungkin nggak banyak peningkatan juga :p Kalaupun memang berubah, saya pikir lebih karena:
- Pergaulan yang berubah, misalnya jadi punya geng ibu-ibu teman anak di sekolah. Kalau kata ipar saya sih, beda sekolah dan circle pergaulan, beda juga peer pressure for dressing upnya :p
- Waktu yang jadi lebih terbatas. Seperti yang terjadi kepada saya: makin kesini makin ingin praktis dan menghemat waktu serta space baik di koper maupun di lemari.
- Prioritas finansial yang harus disusun kembali. Misalnya nih waktu muda dulu masih bisa minta orang tua, sekarang sudah harus menanggung pengeluaran keluarga beserta cicilannya.
- Prioritas hidup secara umum. Misalnya kalau dulu selalu merasa ingin dan butuh dress to impress, nah kalau sekarang mah prioritas hidup berubah jadi: yang penting anak mau makan.
Tetap Ada Yang Bikin Kangen
Jadi beneran nggak ada ‘style’ yang dikangenin nih sejak punya anak?
Hmmm… ada deng. *HAHAHAH DIKEPLAK*
- Dadah poni!
Yes, sebetulnya dari dulu saya adalah penggemar poni depan. Apakah berhijab jadi alasan pensiun berponi? Enggak. Setelah berhijab dan sebelum punya anak pun saya masih dengan telaten mengurus poni saya. Namun sejak punya anak, saya betul-betul malas mengurus rambut. Ke salon pun bisa 6 bulan sekali :’) - Pakai aksesoris
Walaupun baju saya boleh dibilang polos-polos, tapi kadang saya suka pakai aksesoris yang agak ‘nyentrik’, misalnya cincin besar atau kalung yang agak heboh. Sejak punya anak? Bye. Sudah pasti jadi objek untuk ditarik-tarik dan dimainin sama anak. Hufff~ - Pakai softlens
Yup, dengan minus saya yang lumayan heboh ini, dulu saya rutin pakai softlens. Namun sejak punya anak dan hampir selalu ketiduran kalau menyusui, saya merelakan kebiasaan ini dan ikhlas pakai kacamata baik di rumah maupun saat bepergian.
Yah, kira-kira begitu lah kalau menurut saya. Kalau ibu-ibu lain gimana? #TeamBerubah, #TeamTetapStylish, atau #TeamTetapEffortless?
Kalau Ibu-Ibu Gimana?
Yuk ditulis di blog masing-masing, karena ada 3 hadiah dari Minimons by Dindajou.
Syaratnya begini:
- Tulis blog post dengan tema ini di blog masing-masing
- Posting foto yang ngasih tau link postingan buibuk dan tag/mention kami di IG (@byputy & @mamamolilo), janganlupa kasih tagar #Modyarhood
- Tinggalkan komen dengan tautan ke posting buibuk di blog saya dan Mamamo.
- Deadlinenya tanggal 8 Oktober ya, Buibu!
Hadiahnya adalah scarf dari seri ‘Mountain’, yang merupakan best seller di Minimons.ByDindajou, PLUS limited edition aksesoris yang bisa di lepas-pakai untuk mix and match yang maksimal.
Pemenang 1 – Satu buah Square Scarf, satu buah Pashmina dan satu buah Mini Scarf + Aksesoris
Pemenang 2 – Satu buah Square Scarf dan satu buah Pashmina + Aksesoris
Pemenang 3 – Satu buah Square Scarf + Aksesoris
MinimonsByDindajou: “The Soulful Scarf”
Setelah mengalami depresi yang meruntuhkan kepercayaan dirinya, Dinda Jouhana bertekad untuk kembali mencintai dirinya sendiri. Baginya, ini berarti berkarya. Membuat sesuatu yang berguna. Minimons by Dindajou, adalah adalah hasil kerja penuh kasih dan perjuangannya untuk tetap positif dalam hidup. Scarf ini ia desain sendiri, dan dicetak secara digital pada bahan voile berkualitas tinggi. Tidak hanya sebagai aksesoris multi fungsi yang dapat mengubah penampilan dalam sekejap, scarf ini seolah menjadi penyampai pesan dari Dinda untuk para perempuan: bahwa mereka tidak sendiri.
Leave a Reply