Pada akhir tahun 2015 saya memulai membuat ‘aksi’ kecil-kecilan berjudul ‘Yuk Baca, Let’s Go Reading‘ untuk menyemangati orang di sekitar saya untuk membaca buku. Aksi bagi-bagi freebies ini dipicu oleh kekhawatiran saya akan menurunnya minat baca di Indonesia yang juga saya tuangkan dalam tulisan ‘I Think Indonesians Should Make Reading “Cool” Again‘.
3 Tahun Berlalu…
Sudah 3 tahun berlalu sejak saya menulisnya, minat baca di Indonesia tampaknya makin menurun. Memang untuk pernyataan ini saya nggak memiliki data atau statistik, namun yang pasti Toko Buku Aksara menutup cabang-cabangnya dan kini tampak lebih fokus sebagai toko buku independen dan pusat komunitas kreatif di satu lokasi saja, Kemang.
Hal lain yang saya rasakan adalah semakin beragamnya produk yang dijual di Toko Buku Gramedia. Saya sampai heran waktu terakhir ke Gramedia Metropolitan Mal, kok di tengah-tengah toko buku ada counter berjualan lulur Bali? Tentu sah-sah saja Gramedia mau berjualan apapun di tokonya, namun ini bisa jadi indikasi bahwa jualan lulur Bali lebih menguntungkan daripada jualan buku.
Semoga saja fenomena ini terjadi akibat semakin banyaknya toko buku online sebagai alternatif membeli buku. Semoga saja :) Seperti yang sudah saya nyatakan di awal, saya tidak punya data yang aktual soal ini.
Aksi ‘Let’s Go Reading’
Kembali ke soal aksi ‘Let’s Go Reading’, seperti yang sudah saya katakan, saya pun mengulang aksi tersebut di tahun 2016 dan awal tahun 2018. Saya kembali memanfaatkan kemampuan yang saya punya, yaitu gambar dan desain untuk membuat ‘gimmick’ gratisan berupa pembatas buku, sticker dan wallpaper. Alhamdulillah, sambutannya cukup baik. Cukup banyak teman yang ikutan memasang wallpaper ‘Read a chapter instead’ tahun ini sebagai pengingat untuk baca buku di tengah hiruk pikuk dunia media sosial.

Kembali di tahun 2019!
Saya tentu kembali berencana untuk membuat ‘gimmick’ untuk tahun 2019. Namun sepulang dari New York kemarin, saya seperti mendapat energi dan inspirasi besar untuk memulai sesuatu yang baru, yang dapat bertumbuh bersama untuk menjadi sesuatu yang lebih besar.
Saya ingin membuat komunitas membaca, khususnya bagi para ibu seperti saya, dan wanita pada umumnya. Niatan ini bukan hal baru, namun banyak keraguan dalam diri saya, “Waduh, nanti ada yang gabung nggak ya?”, “Waduh, nanti kalau nggak sempat diupdate, orang-orang kecewa nggak ya?”, “Waduh, nanti kalau ada ketemu-ketemu siapa yang ngurusuin ya? Ribet ah.”
Lalu saya pikir lagi, kenapa nggak dicoba saja dulu? Worst case scenario, saya nggak mampu mengupdate atau menjalankannya, toh saya tetap mau berbagi gimmick-gimmick lucu seperti yang sudah saya lakukan di tahun-tahun sebelumnya kan?
I know it’s cheesy, but probably Mark Twain is right,
“Twenty years from now, you will be more disappointed by the things you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.”
Mark Twain
Wanita dan Kebiasaan Membaca
Tahun 2018 adalah tahun yang menakjubkan untuk saya karena 2 buku saya diterbitkan oleh penerbit Indonesia, Bentang Pustaka. Ini membuka berbagai kesempatan untuk bertemu dengan para wanita, terutama ibu-ibu. Saya banyak berbincang soal tantangan menjadi ibu, soal produktivitas, dan hal-hal positif lainnya termasuk soal baca buku.
Tahun ini juga saya mendapat cukup banyak ‘insight’ dari dunia penerbitan, karena saya mengalaminya sendiri. Ada banyak hal yang membuat saya ingin bilang, “Ya pantas saja sih industri buku susah berkembang…” tapi di sisi lain saya ingin mendukung industri buku dan literatur ini untuk tetap ada dan berkembang.
Saya juga berharap lebih banyak wanita dan ibu-ibu pada khususnya untuk bisa lebih banyak membaca buku (baik buku yang dicetak maupun digital). Kenapa? Karena saya selalu yakin bahwa kebiasaan membaca adalah hal yang produktif dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menganalisis dan berkonsentrasi lebih lama. Dengan membaca, wanita, dan ibu-ibu pada khususnya akan lebih berwawasan dan dapat menerima perbedaan alih-alih ‘nyinyir’ kepada sesamanya.
Selain itu saya juga yakin bahwa kebiasaan membaca pada ibu-ibu dapat menular ke anak-anaknya. Sekalipun kita menghabiskan berjuta-juta untuk beli buku anak, apalah artinya jika kita tidak membaca bersama mereka dan menjadi contoh untuk terus membaca, bukan?
Oleh karena itu saya yakin bahwa ini adalah bentuk ‘pemberdayaan wanita’ atau ‘women empowerment’ yang dapat saya mulai.
“So throw off the bowlines…”

Dengan tekat dan sedikit nekat, saya pun membuat komunitas online ‘Buibu Baca Buku Book Club’ alias ‘BBBBC‘. Sejauh ini masih berbentuk platform online dan berfokus di Instagram.

Komunitas ini saya buat dengan harapan dapat menjadi ‘pengingat’ untuk tetap membaca walaupun aktif melakukan kegiatan online, termasuk bermedia sosial.
Sekali lagi, lewat ‘Buibu Baca Buku Book Club’ saya ingin mencoba untuk ‘memeluk’ dan ‘menyemangati’ lebih banyak wanita terutama ibu-ibu untuk membaca buku. Saya tidak berharap bahwa para anggota akan menjadi kutu buku atau ‘avid reader’ yang membaca ratusan buku dalam setahun. Tidak ada yang salah dengan itu, namun saya lebih berharap bahwa BBBBC bisa mengajak teman-teman yang tadinya nggak suka baca, jadi mau membaca setidaknya satu dua buku dalam setahun.
Silakan ikuti @bbbbookclub di Instagram untuk bergabung, mendapatkan freebies berupa wallpaper, ikut berdiskusi di kolom komentar, membaca resensi buku teman-teman lain, dan masih banyak lagi yang sedang direncanakan :)
Apakah komunitas ini akan bertumbuh dan berkembang, saya harap begitu. Namun untuk saat ini, memulainya pun sudah membawa sedikit kelegaan dan banyak harapan.
4 Comments
SEMANGATTTT!!! WE DEF SHOULD MAKE READING COOL AGAINNN!
jadi semangat baca lagi, sejak hamil dan punya anak lebih sering baca buku dgn tema yg senada. sekarang kayanya harus mulai lagi ke novel2 kesukaan dulu ?
Aku aku akuuu! ngikutin IG-nya mbak puty dan langsung jatuh hati sama semua desain gambarnya. Sooo cuuteeee! Maa syaa Allah. Soal baca buku, resolusiku tahun ini adalah menamatkan minimal 100 buku. Tahun kemarin target 50 aja ga nyampe hiks. Nyesel. Emang sih tahun kemarin aku dilanda penyakit nomofobia gegara yutub huhu. Semoga tahun ini lebih produktif. Yaaasss! :D
[…] Cool Again 2015 – Let’s Go Reading, Yuk Baca! 2018 – Curhat Hari Buku 2018 – Buibu Baca Buku Book Club 2020 – Karya, Kritik dan Ekosistem Industri Buku 2021 – Buku, Perjuangan Literasi dan […]