Karena sebelumnya saya pernah membahas soal menjadi ‘Jack of all trades’ pada tahun 2017, oleh dari itu tulisan saya kali ini saya kasih ’embel-embel’ part 2. Tulisan ini tentu berhubungan dengan tulisan sebelumnya, jadi untuk yang penasaran, silakan dibaca dulu ya :)
‘Jack of all trades, master of none’. Istilah ini ditujukan kepada orang yang punya macam-macam kebisaan tapi nggak satu pun dari kebisaan tersebut menjadi keahlian spesifik (mastery). Ibarat main cangkulan, kartunya Jack semua; nggak buruk tapi tetap kalah kalau dihadapkan dengan Queen, King, atau Ace.
Semakin kesini pekerjaan saya boleh dibilang semakin serabutan. Kalau tahun 2017, saya memutuskan untuk menasbihkan diri sebagai “Illustrator, Blogger, Mompreneur”, tahun 2018 (alhamdulillah) pekerjaan saya bertambah ragamnya. Menulis buku, bikin komik, bikin video, datang ke event untuk meliput, datang ke event untuk jadi pembicara, ambil tawaran untuk jadi KOL, bahkan ngajar workshop. Kalau bahasa kerennya multi-profesi (karena kalau multi-guna kesannya kaya kredit ya, Ceu), maka bahasa kurang kerennya adalah SERABUTAN :p
Segala jenis pekerjaan freelance ini mungkin bikin orang makin bingung, “Jadi dia ini apaan sih?” Jangankan orang lain, saya juga kalau mau memperkenalkan diri atau ditanya, “Lagi sibuk ngapain?” suka kepengin pasang timer :’)))) Takut kelaman ngejelasinnya~
Keuntungannya Jadi Jack of All Trade: Skill-Skill yang Ada Mungkin Biasa-Biasa Saja, Namun Bisa Saling Menunjang
Namun setelah saya pikir-pikir, sebetulnya menjadi jack of all trades semacam saya begini ternyata cukup banyak untungnya, baik untuk diri kita sendiri maupun rekan kerja atau klien. Apalagi kalau skill-skill ini bisa saling beriringan dan menunjang.
Misalnya nih, kalau berdasarkan pengalaman pribadi saya, kemampuan dan pengalaman ngeblog sangat membantu untuk bikin caption waktu ambil proyek post berbayar di Instagram. Walaupun terdengar sesuatu yang komplementer, namun caption ini krusial loh untuk melengkapi ‘pesan’ dari foto / gambar seseorang.
Misalnya lagi, pengalaman saya jualan mengajarkan bagaimana mengambil foto yang deskriptif tapi menarik, serta mencari aspek yang ‘menjual’ dari sebuah produk tanpa harus tipu-tipu ke calon pembeli, sekalipun bukan dagangan saya. Selain itu saya juga sering dapat inspirasi menulis dan bikin komik dari hasil ngobrol dan curhat-curhatan sama teman-teman saat ada acara, baik saat meliput ataupun jadi pembicara.
Bikin Klien / Rekan Kerja / Bos Senang
Jangankan di industri kreatif, waktu masih kerja di industri MIGAS pun saya bisa merasakan kalau orang-orang yang punya skill khusus seperti olahraga, kesenian (nyanyi, nari, dll), hingga meng-organize acara mendapatkan exposure lebih, termasuk dari atasan. Apakah exposure ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk mendukung karir, itu kembali ke orang masing-masing, namun tetap saja ‘dikenal atasan’ bisa jadi keuntungan di pekerjaan.
Kembali ke pengalaman saya saat menjadi freelancer, punya beberapa jenis skill (meskipun nggak master) dan pengalaman yang berkaitan bisa bikin seseorang lebih ‘nyambung’ dan kaya ide saat meeting. Mostly my clients seemed to be happy to discuss with me karena saya suka kasih ide atau menawarkan alternatif lain. Ya mudah-mudahan beneran happy sih HAHAHAH.
Jejaring yang Lebih Luas
Hal lain yang saya perhatikan adalah, semakin banyak minat, hobi, bahkan pekerjaan yang kita jalani, maka akan semakin beragam orang yang kita temui. Apalagi untuk saya yang freelancer ini, kerjaan nggak selalu datang dari teman atau kolega yang sebidang.
Oleh karena itu menurut saya wahai Jack of All Trade sejagat raya yang juga Sobat Banyak Mau se-Nusantara, nggak usah khawatir kalau pagi kepengin gabung klub rajut, malamnya ikut klub Muay Thai dan kalau weekend ikutan buka stand di bazaar untuk jualan kue buatan kita sendiri.
Yah, kalau dalam Islam kan dibilang, Silaturahmi itu bawa rezeki :)
Relatif Adaptif Menghadapi Perkembangan Zaman
Di era yang perubahannya cepat dan makin cepat ini, semakin banyak skill yang kita miliki, semakin banyak kesempatan yang bisa digali untuk berkembang dan bertahan. Kalau tahun 2000 saya bilang media cetak kelak akan ‘megap-megap’ dan kalah oleh LINE Today, mungkin saya akan diketawain. Now look at us!
Tahun 2002 saya mulai ngeblog. Semakin kesini, orang semakin malas baca blog. Blogger yang bertahan dan sukses adalah yang bisa adaptasi dan punya skill lain, misal skill fotografi, videografi, bisnis, dst. Tahun 2019 ini boleh saja semua mata memandang Instagram, namun 10 tahun lagi entah apa yang terjadi? Mungkin blogger yang punya semua skill plus jago coding dan bikin game kali ya yang sukses? :’)
Kelemahannya…
Tentu saja ada kelemahannya juga menjadi ‘Jack of All Trades, Master of None’. Dua hal yang menurut saya signifikan adalah:
- Nggak fokus dalam pengembangan keahlian. Tentu akan beda pesatnya perkembangan skill yang menjadi sebuah spesialisasi; we would focus and invest most of our time, money and energy to make it sharper dan more developed. Kembali ambil saya sebagai contoh, saat ini perkembangan kemampuan teknis saya untuk menggambar boleh dibilang 0% :’))) Kenapa? Karena riweuh sama yang lain.
- Kurang kuat personal brandingnya. Yup, seperti yang sudah saya bilang di awal artikel; menjadi Jack of All Trade ini memang bikin kita punya jejaring yang lebih luas. Namun ada kemungkinan kita bukan yang pertama diingat atau terasosiasikan dengan skill yang kita miliki; soalnya ‘B aja’ :p
Well, pada akhirnya di sini saya bukan mau bilang spesialis itu lebih baik dari kaum Jack of All Trades maupun sebaliknya. Pembahasan topik ini juga terbatas ke opini dan pengalaman pribadi juga hasil pengamatan saya ke orang-orang di sekitar. Namun demikian, menurut saya menyadari apakah kita tipe ‘spesialis’ atau ‘jack of all trades’ adakan membantu kita menyusun strategi untuk ke depannya.
Cheers! :D
3 Comments
Aku banget, tolong.. makin ngefans aja sama emaknya Antariksa ini.. hiks.. ?
makasih mbak puty sudah mencerahkan keresahanku selama ini..
tibakne aku emang banyak mau.. hihi..
Kyaaa ada temen, saya pengen jadi Penukis dan Pelukis, sempat galau ternyata ini jawabannya, emang blm master sih tapi yang pentpen berkarya dan mengundang pintu rezeki dari tempat tak terduga
[…] teman-teman yang sudah baca tulisan saya soal ‘Jack of All Trades‘ (lagi) kemarin, mungkin kebayang betapa nggak jelasnya ritme kerjaan saya sehari-hari. Kalau […]