Sudah sebulan lebih saya tidak menulis di blog, padahal banyak sekali yang mau saya ceritakan, sampai bingung mau cerita dari mana dulu. Namun, seandainya ada dari teman-teman yang pembaca blog ini namun nggak begitu ‘ngeh’, saya sebetulnya cukup rajin menceritakan berbagai hal melalui akun Instagram saya @byputy. Belakangan juga saya kembali aktif di Twitter walau nggak seaktif dulu :p
Oke, judul kali ini bukan click bait. (WAIT? SAYA KAN NGGAK PERNAH CLICK BAIT YAA? EMANGNYA LINE TODAY? :p) Dari sekian banyak hal yang terjadi, saya kepengin cerita sedikit soal project yang sedang saya lakukan sekarang, yaitu ikutan bikin materi promosi film Imperfect karya Ernest Prakasa yang terinspirasi dari buku istrinya, Meira Anastasia, yang berjudul sama.
Tentang Film Imperfect
Film Imperfect seperti juga bukunya bercerita tentang insecurity seorang wanita yang penampilannya tidak memenuhi standar kecantikan yang berlaku di masyarakat; langsing, putih, rambut lurus, dst. Menurut saya isu ini penting sekali untuk dibicarakan oleh lebih banyak orang, baik wanita maupun pria. Selain self-acceptance, film ini juga mengangkat topik body shaming, online & offline bullying, toxic relationship, sampai obsesi kita kepada media sosial. Seperti film-film sebelumnya, Ko Ernest ini memang mahir menyajikan topik-topik yang relatable dengan kehidupan sehari-hari seperti.
Jadi saya ngapain? Saya ikutan bikin konten media sosial bukan hanya untuk promosi film tapi juga menyebarkan pesan-pesan dari film dan bukunya. Misalnya seperti ini:

Konten-konten ini kemudian dibagikan melalui media sosial baik kanal resmi film maupun kanal pribadi Ko Ernest & Mbak Meira.
Awal Diajakin
Mungkin ada yang penasaran (ya pasti ada yang nggak, HAHAHA) bagaimana awal cerita saya diajakin :p
Sebetulnya saya memang pembaca buku Imperfect dan follower Mbak Meira karena sharing-sharing ala mamak-mamaknya bijaksana dan jujur banget, ailof. Pluss… sebetulnya tahun lalu (2018) saya beruntung bisa ikutan Kelas Skenario Ernest Prakasa di Jakarta. Waktu itu gratis tapi harus diseleksi oleh Ko Ernest* :p Nah, menariknya adalah, ternyata Ko Ernest adalah senior suami saya waktu di radio Paramuda, jadi saya berasa bisa sok akrab.
*) Sedikit trivia, seleksi Kelas Skenario Ernest Prakasa ini dilakukan dengan submit ide cerita film. Jujur, pertama dan terakhir kalinya saya mencoba menulis film adalah waktu kuliah, tahun 2009. Cerita film itulah yang saya submit dan membuat saya lolos seleksi. Mau tebak dulu siapa yang mau saya rekrut untuk jadi castsnya? Rara Sekar dan Ben Laksana.

Nah, segitu aja sih versi saya :’))) Intinya pas dihubungin Ko Ernest untuk bikin konten gambar dan komik ya saya langsung mau lah~
Artwork ‘Pelukku Untuk Pelikmu’
Nah, kejutan berikutnya adalah waktu Ko Ernest mengusulkan agar saya sekalian bikin artwork soundtracknya film Imperfect yang dibawakan oleh idola para penikmat senja, Fiersa Besari. Judulnya, ‘Pelukku Untuk Pelikmu’. Uwow~

Jujur saja, awalnya saya nggak kebayang sama sekali bikin artwork untuk Mas Fiersa, dengan style gambar saya yang mungkin lebih cocok buat ‘TOP HITS LAGU TAMAN KANAK-KANAK ZAMAN ORBA’ :’))))
Namun berkat energi liburan (nanti soal liburan saja ceritakan di blog post terpisah ya, HAHA), saya berhasil membuat artwork berikut:

Video Liriknya Sekalian…
Nggak berhenti di situ, Ko Ernest & Mbak Meira bilang ke saya untuk sekalian bikin video liriknya. OH WOW~ That escalated quickly :’)))) Namun saya iyakan, walau deg-degan karena timeline-nya mepet banget :’)))))))))))))) Jadi saya bikin konsep dan sketchnya dari versi demo-nya, dan baru dapat lagunya H-1 press conference soundtrack Imperfect!
Kayanya nih ya, kalau saya hidup di zaman Sangkuriang dan saya direkrut jadi asisten, mungkin jadi deh itu perahu sama telaganya :’)))))))))
I fully acknowledge my bias tapi menurut saya lagunya ciamik banget! Lagu ‘Pelukku Untuk Pelikmu’ ini betul-betul bisa menangkap spirit filmnya, lalu diaransemen oleh Mas Ifa Fachir dan Dimas Wibisana, langsung jadi MEVVAH! Bahkan yang main drumnya Marco Steffiano-nya Barasuara.
Nah, tapi saya sempet shock… soalnya beda banget sama versi demonya yang akustikan. Waktu videonya mau ditayangkan di press conference, saya hampir nangis takut banget nggak cocok :’))))) #SebuahPengakuan

Namun entah apa yang saya lakukan di kehidupan sebelumnya karena ternyata tampaknya semua happy sama video liriknya :’)))) *SUJUD SUKUR*
Soundtrack sekaligus video liriknya pun dilaunch tanggal 2 November 2019 di Channel Youtube-nya Starvision.
Dan videonya berhasil menembus 1 juta views dalam 3 hari!
*tepokin Mas Fiersa pakai tepok pramuka 2 hari 2 malem*
Surprise, surprise~
Percaya nggak sih, dulu, waktu saya kuliah dan kerja di bidang geologi, pertanyaan yang paling sering saya dapatkan adalah, “Ya ampun, suka gambar begini kok masuk / jadi geologist?”
Nah, begitu sekarang saya jadi ilustrator, pertanyaan yang sering saya dapatkan adalah, “Kok bisa kuliah geologi tapi jadi ilustrator?“ HAHAHA~
Salah satu jawaban favorit saya sekarang adalah, “Oh, saya dulu kuliah geologi tapi memang aktifnya di unit Liga Film Mahasiswa.”
Surprise, surprise!
All praise to Allah subhanahu wa ta’ala :)
3 Comments
Semangat terus berkarya ya mbak put ??????
Keren deh mbk puty, pasti seneng banget ya rasanya. Gambarnya juga unyu2, kyut?
Semangat trus mbak…?
Sedih :(, emot love nya jadi tanda tanya