Rendang Setiap Hari

Entah berapa lama yang lalu saya pernah blogwalking dan menemukan blog post tentang pernikahan (kalau kamu pemilik blog tersebut, ingatkan saya dan sertakan linknya ya kalau berkenan hehehe). Si penulis saat itu mau menikah dan berdiskusi dengan temannya. Temannya bilang (aduh, saya lupa kelimatnya tapi kira-kira intinya) bahwa menikah itu seperti makan rendang setiap hari (or maybe we can replace ‘rendang’ with our own favorite food? ;p) It’s delicious, but who wants to eat rendang everyday for the rest of a life?

Rendang + Gulai Otak RM.Pamulang Indah.  The best nasi padang at Pamulang, ENAK BANGET!! VERY RECOMMENDED!!! :2thumbsup
Gambar nasi rendang milik arikeren dari flickr. Duh. Nyam.

Saya pribadi bukan orang yang suka menganalogikan hal yang saya nggak tahu dengan pasti. Saya belum pernah menikah dan belum pernah mengalami periode makan rendang setiap hari. Saya cuma menebak bahwa hanya tipe muda-mudi-metropolis-takut-berkomitmen yang bisa membuat statement seperti itu, hehehe.

Namun beberapa hari yang lalu saya pulang kantor seperti biasa naik angkutan umum dan melihat langit sore cantik sekali. Seperti campuran jingga dan magenta muda di atas biru yang mengalah. Saya jadi ingat analogi tentang pernikahan. Mungkin pernikahan lebih cocok diibaratkan langit sore; kadang cantik bahkan cantik sekali, kadang mendung atau malah kadang hujan. Namun saya nggak pernah bosan ada di bawahnya. Langit sore bisa menjadi latar terbaik untuk pohon-pohon, layang-layang atau badai. Langit sore selalu menjadi pertanda baik berakhirnya jam-jam sibuk di kantor walaupun mungkin masih kewajiban yang menunggu di rumah.

Mungkin seperti itu pernikahan. Mungkin nggak juga. Seperti yang telah saya bilang di atas, saya nggak suka menganalogikan hal yang saya nggak tahu dengan pasti. Oh, wait, tapi setidaknya saya tahu pasti sih rasanya tidak pernah bosan pada langit sore :)

A Piece of Soehanah

4 responses

  1. IMo.. langit sore.. bukan rendang. :D

    1. sahih deh kalau yang ngomong yang berpengalaman :p

  2. kalo belom ngerasaian nikah emang kita cuma bisa menganalogikan dan berandai-andai aja..

    coba deh kalo udah nikah ntar..
    bisa dirasain perbedaannya dengan analogi yang udah dibikin sebelum menikah

    hehehe

  3. Memang tak ada pernikahan yang sempurna..ada tawanya..ada juga sedihnya..ada damainya..ada juga berantemnya..

    Tapi..selama selalu ada kasihsayang didalamnya..itu selalu akan kembali seperti langit sore cantikmu put..

    Semoga persiapan pernikahannya lancar ya put..

    pernikahan itu indah.. :)

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.