WELCOME BACK TO, MODYARHOOD! Akhirnyaaa, ini Modyarhood pertama tahun ini!
Ada yang udah kangen belum sama Modyarhood? Atau ada yang udah lupa? Atau ada yang belum tau? :’)))
Copy paste dulu lagi deh ya, siapa tau ada pembaca baru atau ada yang belum ngeh atau ya itu tadi, udah lupa :p #ModyarHood adalah program kecil-kecilan saya bersama Mamamolilo dengan semangat ‘Walau kadang bikin mau modyar tapi tetap yahud’. #ModyarHood menginisiasi sebuah topik setiap bulannya seputar motherhood yang kemudian akan dijadikan blogpost oleh kami berdua. Diharapkan para buibuk lainnya bisa ikutan menulis blogpost dengan topik tersebut. Tujuannya untuk menampilkan lebih banyak sudut pandang tentang motherhood itu sendiri sehingga kita bisa lebih arif dalam menyikapi perbedaan.
Modyarhood cukup lama absen karena baik saya dan Mamamo sedang sibuk nyaleg. Eh, kebetulan bulan lalu ada tawaran dari sebuah local brand untuk jadi sponsor, so here we are! Apa hadiahnya dan siapa sponsor kali ini? Baca sampai akhir ya!
Topik modyarhood kali ini adalah soal inkonsistensi sebagai orang tua dalam mengajarkan atau menerapkan sesuatu pada anak.
Monkey Sees, Monkey Does.
Begitulah analogi yang cocok menggambarkan proses belajar anak belajar sesuatu: dengan meniru apa yang orang sekitarnya lakukan. Oleh karena itu, pada lingkup dan konteks tertentu, nggak salah juga kalau masyarakat sekitar menjudge orang tua dari kelakuan sang anak :p
Pada modyarhood kali ini, saya nggak mau terlalu serius bahas teori psikologi anak ini itu sih. Saya pengin aja berbagi cerita soal berbagai inkonsistensi yang terjadi saat mengajari anak berbagai nilai dan kebiasaan baik. Ngajarinnya A, tapi lakuinnya B. Marahin anak melakukan C, tapi saya juga melakukan C.
Naahh, apa saja sih yang paling sering terjadi pada saya sebagai ibu?
KETERGANTUNGAN GADGET
Ini klasik banget dan saya yakin cukup banyak terjadi di kalangan millennial moms. Sebagai orang tua sok idealis, saya tentu menerapkan limit screen time ke Antariksa, dan Antariksa nggak (atau belum?) saya kasih gadget (hp, apalagi tablet) secara rutin. Kenapa? Soalnya itu jadi senjata terakhir saya kalau ke restoran atau lagi bertamu terus dia nggak bisa diam :’)
The thing is, saya lah yang sebetulnya nggak konsisten dan jauh lebih kecanduan gadget. Salah satu pembelaannya tentu karena saya bekerja di ranah media sosial, tapi saya sadar betul kalau inkonsistensi ini kelak bisa jadi backfire buat saya. Saat ini saya coba mengimbangi dengan membacakan dan memberi contoh membaca buku wujud cetak ke Antariksa.
Makan yang ‘betul’
Ini termasuk hal yang harus saya introspeksi bagi diri sendiri. Sebagai ibu-ibu yang ingin anaknya tumbuh sehat, berisi, makan 4 sehat 5 sempurna, saya sendiri nggak bisa menjadi teladan. Saat kerja saya sering telat makan sampai maag dan banyak ngemil yang kurang berfaedah semacam seblak, cireng dan micin-micinan :’) (sekali lagi, ini saya yang makan ya, nggak saya kasih Antariksa)
Hal ini diimbangi dengan suami saya yang memberi contoh rutin makan sayur dan buah setiap hari bersama Antariksa. (yesss, parenting is indeed a team work!)
Gosok gigi sebelum tidur (HAHAHAHAH)
Waduh, post ini rasanya menjadi post pengakuan dosa nih :’) Sebetulnya dengan ritme kerja saya sebagai freelancer yang masih sering begadang sambil ngemil, saya sering menunda gosok gigi sampai betul-betul sudah akan tidur. Sering pula terlewat, dhuar! :’))) Nah, hal ini jelas nggak konsisten dengan aturan gosok gigi sebelum tidur ke Antariksa :’)
Beresin sesuatu langsung setelah digunakan
Sejujurnya saya bukan orang yang berantakan, namun biasanya saya beberes di awal hari sebelum saya mulai kerja. Oleh karena itu aturan “habis main langsung beresin” pun kalau diaplikasikan ke saya juga termasuk aturan yang sering saya langgar sendiri. Jelas saja kalau mau membela diri, saya akan bilang, “Loh, ya ibu kan kerja dan sering kali harus dilanjut besok, kalau Antariksa main lego bisa langsung diberesin lagi. Beda dong.”
Ya tapi gimana? Monkey sees, monkey does :’)))))
Kalau Buibu gimana?
Melalui postingan ini saya ingin mengajak para ibu-ibu untuk menulis juga bukan sebagai ‘pembuka aib keluarga’, tapi untuk sama-sama berefleksi bahwa menjadi orang tua adalah tugas yang BERAT dan sebuah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Memang kita harus terus memperbaiki diri, namun pada keberjalanannya ada lelah, ada gagal, ada hal-hal yang nggak cocok banget sama apa yang ditulis di buku-buku psikologi anak, dan pastinya ada ketidaksempurnaan. We are not perfect and so are our kids. Mari tetap berimbang dalam menilai ketidaksempurnaan diri sendiri dan anak kita :)
Hadiahnya…
Ada hadiah dari Kim & Kin, brand apparel anak lokal yang gemes-gemes banget desainnya!
Caranya?
- Ibu-ibu silakan tulis cerita tentang ketidakkonsistenan ini di blog masing-masing
- Kemudian tinggalkan komen di sini dan postingan Mamamolilo untuk topik ini
- Opsional: Post foto di IG, tag kami di IG (@mamamolilo dan @byputy)
- Deadline-nya 25 April ya!
Ini dia profile Kim & Kin yaaa <3

KIM & KIN lahir di Jakarta, Desember 2019. Kim berarti anak perempuan dan Kin berarti anak laki-laki dalam bahasa Jepang. Seperti arti namanya, Kim and Kin adalah brand khusus pakaian anak usia 1 – 5 tahun yang memiliki gaya casual, simple dan colorful, dengan menggunakan material yang nyaman untuk anak-anak.
IG : @KimandKin_jkt
ORDER WA 0878.8989.0116
kimandkinjakarta@gmail.com
Leave a Reply to RosaCancel reply