New York, New York!

Setelah tiga hari bergulat dengan jetlag, kenyataan dan kerjaan, hari ini saya bertekad untuk menulis soal perjalanan saya ke New York kemarin. Namun berhubung ada banyak sekali hal yang ingin saya tuliskan, jadi saya akan membaginya menjadi beberapa bagian supaya nggak kepanjangan. Sebetulnya selama 10 hari di US saya cukup sering berbagi di Instagram, namun tetap saja rasanya belum afdol kalau belum dituliskan di blog.

Pada post sebelumnya saya sempat menceritakan latar belakang saya ke New York, yaitu untuk hadir di acara International Emmy Awards 2018 sebagai salah satu pemenang JCS International Young Creatives Award. Saya akan menceritakan soal International Emmy ini di post berikutnya ya, karena kali ini saya mau cerita soal kejutan dan keseruan-keseruan pertama di New York.

Pertama kalinya meninggalkan Antariksa

Perjalanan kali ini merupakan kali pertama saya berpisah cukup lama dengan Antariksa. Kali ini saya pergi berdua dengan suami saja karena setelah ditimbang-timbang, jadwal acara saya cukup padat selama 5 hari sementara suami memang nggak biasa mengurus Antariksa mulai dari soal makan sampai pup. Awalnya saya sempat ragu, namun setelah diyakinkan bahwa Ayah dan Bunda saya serta Om Tante Antariksa bilang akan menjaga selama kami pergi, akhirnya saya jalan dengan bismillah.

Well, selain itu jadi yakin kalau Antariksa sebaiknya nggak ikut setelah ngecek harga tiket pesawat dan rate airbnb yang layak untuk anak-anak deng, HAHAHA.

Kalau mau murah ke Bandung aja Shay

Karena satu dan lain hal, saya berangkat duluan dari suami. Kebetulan di malam saya sampai, tanggal 15 November, pas ada jadwal konsernya Novo Amor di Bowery Ballroom, NYC. Novo Amor ini adalah salah satu artist yang saya temukan berkat Spotify dan somehow memberikan efek yang mirip dengan Bon Iver untuk saya. Sebetulnya Novo Amor ini sudah pernah ke Jakarta, tapi ya berhubung jadwalnya malam banget ya susah meninggalkan Antariksa. Oleh karena itu, kesempatan kali ini pas banget, pas suami belum datang dan belum ada acara dari Emmy. Minta izin suami, dikasih izin. Pas nyari tiket yang katanya udah sold out, eh nemu di Stubhub. Kalau kata anak muda zaman kemarin sih: mestakung alias semesta mendukung. Yes!

Namun ternyata… Badai Salju!

Nah, inilah salah satu bukti bahwa kita sebaiknya nggak boleh buru-buru bilang ‘mestakung’, karena begitu saya sampai di Manhattan: badai salju!

Ceuk urang Gedebage mah, lebok siah mestakung mestakung. :’)))

HAHAHAHAHA. Saya yang datang dengan semangat tropis ingin melihat daun-daun berguguran pun langsung bengong. Walaupun baru sekali, I think I had enough experience with Norwegian winter to decide that I’m NOT a snow person :’)

Namun berhubung saya sudah beli tiket konsernya dan memang harus keluar hotel untuk beli sim card dan paket data, saya kembali berangkat dengan bismillah. Setelah berhasil mengarungi badai untuk ke gerai AT&T, barulah saya menyadari bahwa perjuangan baru akan dimulai. Ternyata badai dan salju pertama ini bikin sekota jadi chaos. Jalanan macet banget dan kondisinya persis seperti di film-film superhero kalau lagi ada monster di ujung jalan: sirene dan klakson bersahut-sahutan. Subway pun kena gangguan di beberapa titik sehingga pilihan saya pun cuma dua: batal ke konser atau… jalan kaki mengarungi salju.

Entah karena kepercayaan diri yang saya dapat waktu kuliah geologi atau karena jiwa ogah rugi saya yang cukup dominan, saya pun memutuskan untuk jalan kaki ke Bowery Ballroom karena kalau kata Google Maps cuma 4.5 km dan lurus doang. Ya betul sih, tapi berhubung pakai salju dan es jadi jalanannya licin banget dan banyak kenangan genangan air. (-______-)’

Kurang lebih begini situasinya:

Iya kalo di foto mah bagus ya… kalo dijalanin baru deh nyungsep :’)))

Akhirnya nonton konser lagi :’)

Namun perjalanan tersebut akhirnya berhasil saya tempuh dalam 2 jam! Dengan sepatu dan baju basah saya berhasil sampai ke Bowery Ballroom. Yup, sebetulnya selain karena Novo Amornya, saya juga kepengin banget ke Bowery Ballroom ini. Venue ini cukup legendaris dan pernah jadi setting film ‘Nick and Norah Infinite’s Playlist’ (2008). Alasan tambahan lainnya adalah: penasaran sama indie crowd-nya New York #HAZEK

HAZEK

Begitu masuk ternyata: konsernya ngaret karena artis-artisnya kejebak badai! :’)))))))))))))))))))))))))))))

Di saat-saat seperti itu rasanya saya ingin bikin petisi untuk bar di seluruh dunia supaya menyediakan sekoteng atau wedang ronde untuk orang-orang yang nggak konsumsi alkohol. DINGIN TAPI BINGUNG MAU MINUM APA WOY~

Akhirnya konser yang dijadwalkan jam 8 pun baru dimulai jam 11. Namun segala perjuangan pun TERBAYARKAN KARENA BAGUS BANGETTTTTTTTTTTT MAS ALIIIIIIIIII :’) HUHUHUHUHU SYAHDUUUUUUUUU…. Selain Mas Ali, hadir pula mas Ed Tullett yang walaupun lagi batuk tapi kok tetap suaranya menyihir jiwa raga :’)

Untuk yang kenal saya atau suka baca blog saya sejak dulu mungkin tau kalau saya suka datang ke konser musik sendirian. Nonton konser ini betul-betul mengingatkan saya pada masa-masa sebelum menjadi ibu. Nggak terbayangkan saya dapat kesempatan seperti ini lagi, jadi rasanya resfreshing banget. Walaupun capek tapi rasanya ada energi dan semangat baru yang muncul. Mungkin ini bener-bener momen ‘recharge’ untuk saya setelah punya anak and again I felt sooooooooooo lucky to have this moment. Terima kasih New York :”)

Untungnya setelah konser selesai, subway sudah kembali normal jadi saya nggak harus jalan kaki lagi. Begitu sampai hotel, saya pun langsung bercengkrama dengan koyo cabe dan Tolak Angin. Da umur mah memang nggak ngebohongin ya? :p

‘Mengguncang’ Kantor International Emmy~

Bersama Michal Grayevsky & Hanani Rapoport dari JCS International

Keesokan harinya saya pun memulai rangkaian acara dengan berkunjung ke kantor International Emmy untuk bertemu dengan pihak JCS International maupun pihak International Emmy. Agendanya adalah pemberian tas dan ‘bekal hidup’ selama di New York. Terus bagian mananya yang ‘mengguncang’? #monmaklum #emakemak #lebay

Karena ternyata orang-orang di sana pada shock berat waktu saya bilang kalau saya naik subway dari bandara, sampai ketika badai salju, dan kok ya sempet-sempetnya nonton konser band indie sampai jam 1 malem :’)))))))))

Mungkinkah karena saya terlihat sholehah, anggun dan pendiam? #NAONWOY

Muka ku setelah diterpa badai di hari sebelumnya~

Oke, sekian dulu cerita di bagian ini. Saya akan ceritakan pengalaman hadir di International Emmy World Television Festival dan International Emmy Awards Gala di bagian-bagian berikutnya ya :3

Cheers!

8 responses

  1. Disana ada abang cilok ga ya?

  2. Omg puuuuttt, bisa nonton konser lagi setelah jadi ibu itu emang priceless bangetnget! Selamat ya karena udah mengalami momen berharga ituh :) dulu, pas saya baru melahirkan dan awal2 bulan jadi ibu, rasanya kayak bertanya2 ga yakin, apa iya saya bisa balik kayak saya yg dulu dgn semua payudara yang jebol asinya, pup bayi yg berulang2, pinggang yang sakit wkwkwkwk. Eh ternyata bisa hamdalah. Jadi, menyenangkan sesama ibu-ibu bisa mengalami hal yg sama (walo kamu di NY, saya di Bdg wkwkwk). So, congrats, Put :)

  3. Gak sabar nunggu lanjutannya wahai mba idolaque

  4. Meninggalkan anak trus Ngebolang sendiri di negeri asing, itu beneran recharge banget yak.. Kemarin juga dapet scholarship summerschool ninggalin bayik dirumah sm uti trus mamak europe trip. ?

  5. Daniya Bisara Avatar
    Daniya Bisara

    gilsss salut banget! jalan 2 jam dan menembus badai salju.. ga sia2 ya osjurnya dulu kak wkwkw
    gasabarr sm episode2 (bukan tersanjung) lainnya! wkwkw

  6. sandraartsense Avatar
    sandraartsense

    Pengalaman ya kak

  7. Wah menarik banget pengalamannya, wajib ditiru kalau ada kesempatan ke New York..

  8. […] di post ini saya mau upload foto-foto lama waktu ke New York tahun 2018. Sejujurnya saya suka cringe kalau lihat caption post Instagram orang-orang bilang, […]

Leave a Reply to Budi SetiadiCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.